CILEGON, –RedMOL. ID - Prestasi membanggakan kembali ditorehkan generasi muda Kota Cilegon. Alya Haura Zahra, mahasiswi Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), berhasil meraih Juara 1 kategori Radio Drama Bahasa Arab sekaligus penghargaan Script Terbaik dalam ajang Modern Language Olympiad (MLO) tingkat internasional di kawasan ASEAN.
Alya, yang berasal dari Cilegon, Banten, mengungkapkan ketertarikannya pada Bahasa Arab telah tumbuh sejak bangku SMA. Ketertarikan tersebut berangkat dari kecintaannya pada dunia bahasa dan menulis sejak usia dini.
“Sejak SD saya sudah senang menulis cerita dan berbagai hal menarik. Seiring bertambahnya usia, ketertarikan itu saya kembangkan dan saya aplikasikan ke Bahasa Arab hingga akhirnya menjadi passion,” ujar Alya.
Latar budaya Cilegon dan Banten yang kaya tradisi juga turut membentuk perjalanan akademiknya. Lingkungan dengan nilai kebersamaan dan kearifan lokal menumbuhkan kesadaran Alya bahwa bahasa merupakan jembatan penting untuk memahami dunia luar sekaligus mengapresiasi budaya sendiri.
Modern Language Olympiad (MLO) sendiri merupakan kompetisi bahasa modern berskala internasional di kawasan ASEAN yang menguji kemampuan bahasa dan kreativitas peserta melalui berbagai kategori, seperti penulisan, drama, dan presentasi. Kompetisi ini diikuti oleh peserta dari seluruh negara ASEAN.
Dalam ajang tersebut, Alya bersama timnya memilih kategori Radio Drama Bahasa Arab. Mereka mengangkat tema perjuangan anak-anak di Gaza, yang dikemas dalam naskah drama audio dengan pendekatan humanis dan emosional. Karya tersebut dinilai unggul dari sisi orisinalitas, kekuatan cerita, serta ketepatan penggunaan Bahasa Arab.
Proses seleksi dimulai dari undangan internal Universitas Indonesia untuk mengirimkan perwakilan program studi. Alya kemudian mengikuti seleksi daring pada 30 Oktober 2025, bersaing dengan ratusan peserta. Dari proses tersebut, terpilih lima besar (Top 5) yang berhak melaju ke babak final dan menghadiri Malam Gala di UiTM Shah Alam, Malaysia.
Dalam proses kreatifnya, Alya dan tim menjalani tahap brainstorming ide, riset budaya, hingga penyusunan dialog yang sesuai dengan kaidah Bahasa Arab. Mereka juga berlatih intonasi serta ekspresi suara agar pesan cerita tersampaikan dengan kuat.
“Persiapan kami sekitar satu bulan. Tantangan terbesarnya adalah menyelaraskan naskah yang autentik dalam Bahasa Arab dengan durasi siaran yang terbatas,” jelasnya.
Pengalaman tampil di ajang internasional ASEAN menjadi momen berharga bagi Alya. Ia merasakan atmosfer kompetisi yang penuh semangat namun tetap menjunjung tinggi keberagaman budaya.
Menurutnya, peserta Indonesia memiliki keunggulan dalam memadukan ekspresi budaya lokal dengan Bahasa Arab secara kreatif.
Dari ajang ini, Alya belajar pentingnya kolaborasi tim, ketekunan, dan keberanian mengekspresikan ide secara unik.
Prestasi tersebut memberikan dampak besar bagi perjalanan akademik dan kepercayaan dirinya. Alya menilai pencapaian ini membuka pandangan baru tentang peluang karier di bidang bahasa, pendidikan, dan kebudayaan.
Ia berharap prestasinya dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa dan generasi muda, khususnya di Cilegon dan daerah lain, untuk berani mengeksplorasi bahasa dan budaya serta menunjukkan karya di tingkat internasional.
“Jangan takut mencoba, tekun belajar, dan aplikasikan bahasa dalam berbagai bentuk kreatif,” pesannya.
Ke depan, Alya memiliki mimpi besar untuk terus memperkenalkan Bahasa Arab secara lebih luas sekaligus membawa budaya Indonesia ke panggung dunia internasional.
.
